![]() |
Foto : Babinsa Posramil Lawe Bulan, Sertu Muslim, turut hadir membantu warga dalam proses memasak lemang |
Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, tradisi khas Aceh Tenggara kembali hidup di Desa Kutambaru, Kecamatan Lawe Bulan, warga tampak sibuk membakar lemang—penganan khas berbahan dasar beras ketan yang dimasak dalam bambu—sebagai bagian dari ritual menyambut hari besar umat Islam.
Kegiatan tradisi masyarakat tersebut juga diikuti oleh aparat TNI. Babinsa Posramil Lawe Bulan, Sertu Muslim, turut hadir membantu warga dalam proses memasak lemang, sebagai bagian dari kegiatan anjangsana ke desa binaan di wilayah tugasnya.
“Berbagai persiapan dilakukan masyarakat untuk menyambut Idul Adha. Di Agara, lemang atau 'khikis' dalam bahasa Alas adalah salah satu hidangan wajib saat lebaran,” ujar Sertu Muslim.
Ia menambahkan, hampir seluruh rumah warga terlihat menyalakan api di halaman rumah, mengepulkan asap dari tungku pembakaran lemang. Kebersamaan dan gotong royong tampak jelas di tengah warga yang saling bantu menyiapkan hidangan khas ini.
Salah satu warga, Sahril, mengungkapkan bahwa ia rutin memasak lemang setiap menjelang lebaran dan Maulid Nabi.
“Kami bangga mempertahankan tradisi ini secara turun temurun. Kalau tidak ada lemang, rasanya belum lengkap suasana lebaran,” ucapnya.
Sementara itu, warga lainnya, Lela, menyebutkan bahwa tradisi memasak lemang sudah ada sejak lama, namun ia tidak mengetahui secara pasti kapan kebiasaan ini bermula.
“Ini bukan karena disuruh atau program pemerintah, tapi kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga warisan budaya lokal,” ujarnya.
Selain lemang, warga Aceh Tenggara juga menyiapkan penganan khas lainnya seperti lepat (timphan) dan lontong sayur yang menjadi pelengkap perayaan Hari Raya Idul Adha.
Kehadiran Babinsa dalam kegiatan tradisional ini tidak hanya mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat, tetapi juga menjadi simbol dukungan terhadap pelestarian budaya lokal yang terus hidup di tengah perkembangan zaman.
Social Plugin